PENGETAHUAN
DAN PENGENALAN TENTANG ZEROSICKS
Disusun guna memenuhi tugas akhir K3
Dosen Pembimbing : Nurhening Yuniarti
Penyusun :
Nama :
Rachmat Adhi Nugroho
NIM :
15506134012
Blog : rachmatadhi97.blogspot.co.id
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2016
ABSTRAK
Penulisan
artikel ilmiah ini bertujuan tentang pengenalan adanya istilah dalam K3 yang
jarang kita temui, yaitu zerosicks. Bahkan literatur di internet pun jarang
jarang menampilkan apa itu zerosick. Dan tentunya pada awal kali kita mendengar
sesuatu yang muncul dalam benak kita yaitu tentang apa sih itu zerosicks?
Apakah kepanjangan zerosicks? Dan apa sih inti-inti dari sinkatan tersebut?
Nah, disini kami akan menjelaskan itu semua. Fokus dalam tulisan in berkisar
dengan istilah istilah dan penjabaran secara struktural semisal tentang hazard atau bahaya dan makna huruf-huruf
selanjutnya. Jenis ungkapan yang kami panjang lebarkan antara lain penjabaran
tentang temuan-temuan yang termuat dalam buku kemudian kami deskripsikan secara
utuh. Hasil dan temuan yang kami harapkan adalah kita tahu dalam menganalisis
suatu kejadian dalam penulisan struktur zerosicks. Solusi yang kami tampilkan
berupa saran tentang perlunya pengetahuan K3 demi keselamatan saat kita
bekerja, utamanya berada dalam dunia industri maju seperti saat ini.
Key
word : zerosick, hazard, struktur
PENDAHULUAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
ALLAH SWT karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan artikel tentang pengetahuan
dan pengenalan tentang zerosicks dengan baik meskipun masih terdapat banyak
kekurangan didalamnya. Tak lupa shalawat serta salam kami haturkan kepada
junjungan nabi besar kita Muhammad SAW sebagai tokoh idola serta panutan kita
untuk menuju masa depan yang lebih baik dan terus maju. Dan juga kami berterimakasih
kepada Ibu Nurhening Yuniarti
selaku Dosen mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Jurusan
Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNY yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Kami sangat berharap artikel ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai istilah
zerosicks. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam artikel ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan artikel yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga secuplik ulasan dalam artikel
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya artikel yang
telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan artikel ini di lain waktu kedepan.
Yogyakarta, 31 Mei 2016
Penyusun
PEMBAHASAN
Zerosicks
merupakan metode analisis dalam memanajemen kegiatan dalam bekerja, baik di
dalam lingkupan industri maupun dalam instansi bentukkan lain. Tujuan dalam
analisis ini yaitu memberikan solusi berdasarkan analisis kecelakaan yang
ditemukan dengan adanya beberapa pertimbangan tertentu. Pertimbangan itu
berkaitan dengan konsep kesehatan dan keselamatan kerja dasar. Analisis ditulis
berdasarkan urutan huruf abjad yang ada, bermula dari abjad ‘Z’ yang merupakan
singkatan dari HAZARD. Sampai abjad ‘S’ yang berkepanjangan STANDARITATION,
atau bisa juga SUSTAINABLE. Tetap dalam kajian kami huruf S tersebut kami ambil
kata STANDARITATION saja. Berikut ulasan tiap huruf yang ada dalam istilah zerosicks.
I.
HAZARD
“Hazard
merupakan sumber potensi terjadinya cedera” (OHSAS 18001:2007). “A hazard is
something in the workplace (or that will be in the workplace) that can cause
harm to peaople” (Anonymous: 2007). Terjadinya kecelakaan tidak lah bersifat
kebetulkan semata, tetapi dibalk itu semua pasti ada penyebabnya (Nurhening:
2014). Hazard adalah suatu kondisi dimana terdapat potensial terjadinya ancaman
yang merugikan, semisal halnya merugikan bagi manusia, bagi peralatan (utamanya
dalam industri, baik industri rumahan ataupun industri besar), bahan baku
produksi, dan lain lain. Adapun macam dari hazard itu sendiri kami pisahkan
berdasarkan faktor penyebab, frekuensi, serta tingkatan bahaya itu sendiri.
Berikut adalah hazard
berdasarkan faktor penyebabnya, antara lain :
1.
Faktor Biologi
2.
Faktor Kimia
3.
Faktor Fisik
4.
Faktor Ergonomis
5.
Faktor Psikologis
Yang kedua, yaitu
pemisahan berdasarkan frekuensi :
1.
Sering Terjadi
2.
Jarang Terjadi
3.
Sangat Jarang Terjadi
Adapun berdasarkan
tingkat bahayanya atau tingkat keparahannya, antara lain :
1.
Keparahan Tingkat Ringan
2.
Keparahan Tingkat Sedang
3.
Keparahan Tingkat Tinggi
Hazard berdasarkan
faktor penyebabnya :
I.
Faktor Bahaya Biologi
Adanya pemisahan penyebab biologi secara
terperinci antara lain :
a. Jamur
Jamur adalah bagian
dari kingdom fungi. Jamur yang dimaksudkan di sini adalah jamur yang bersifat
merugikan, antara lain jamur yang menyebabkan penyakit pada pekerja, pada
lingkungan kerja yang menyebabkan kurangnya kenyamanan pada aktivitas produksi.
Khusus untuk daerah lembab banyak sekali terdapat jamur. Untuk itu, bagi
pekerja yang bekerja di daerah lembab sebaiknya mendapatkan perhatian khusus
dari segi kesehatan, konsumsi dan lain lain sebagai upaya perusahaan mengurangi
dampak yang ditimbulkan oleh jamur.
b. Bakteri
Bakteri atau dikenal
monera yang merugikan dapat menyebabkan berbagai penyakit umumnya penyakit bagi
pekerja itu sendiri. Antara lain ada penyakit tetanus dan juga influenza yang
biasa terjadi pada pekerja pada umumnya.
c. Virus
Virus merugikan
sepertihalnya bakteri yang menyebabkan penyakit, melainkan cara penyerangannya
yang berbeda, yaitu virus menyerang bakteri inangnya (Oman K: 2007). Virus yang
kemungkinan dapat menyerang antara lain virus penyebab influenza, dan juga
virus hepatitis A dan B.
d. Tanaman
Tanaman di sini yang
bersifat merugikan karena kemungkinan adanya pekerja yang alergi terhadap suatu
tanaman tertentu. Ada juga tanaman yang menyebabkan tidak ergonomisnya tempat
dalam bekerja. Seperti halnya lumut yang menyebabkan licinnya permukaan dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan.
e. Binatang
Binatang yang bersifat
merugikan pada umumnya yang mengganggu aktvitas produksi, semisal ada binatang
liar yang masuk daerah proyek. Hal itu dapat menyebabkan gangguan dari hal
gangguan non teknis sampai gangguan teknis sehingga menggurang produktifitas
kegiatan proyek yang terganggu . Adapun bila yang mengganggu adalah binatang
yang masuk dalam katagori binatang buas dapat mengancam keselamatan para
pekerja.
II. Faktor
Bahaya Kimia
Adanya pemisahan penyebab kimiawi secara
detail antara lain :
a. Zat
Beracun
Zat beracun pada
umumnya yang dapat menganggu antara lain berupa gas dan bau baunan lain yang
mudah terhirup melalu saluran pernapasan. Ada juga zat racun yang bersfat gas
dapat mengontamnasi bahan baku produksi ataupun konsumsi para pekerja.
b. Zat
Reaktif
Zat reaktif adalah zat
yang mudah bereaksi apabila terkena paparan tertentu, misal reaksi mudah
ternakar, mudah meledak, dan lain lain
c. Zat
Radioaktif
Zat radioaktif adalah
zat yang mempunyai inti aktif alias tidak stabil. Biasanya terdapat pada reaksi
nuklir, reaksi sinar alfa, sinar beta dan sinar gamma. Paparan radioaktif yang
merugikan umumnya dapat mengganggu kehidupan mendatang karena menyebabkan
mutasi suatu zat lain atau ketidak normalan suatu zat yang terkena paparan
radioaktif. Misalkan pekerja radiology dapat mengalami mutasi pada organ
kelaminnya yang berakibat pada kemandulan, dan masih banyak lagi efek dari
paparan radio aktif yang tidak terkontrol.
d. Zat
Mudah Terbakar
Zat mudah terbakar
adalah zat yang sangat mudah bereaksi dengan oksigen dan terjadi reaksi
pembakaran. Zat cair dikatakan mudah terbakar apabila memilki titik nyala
antara 21 oC – 55 oC. Dan pada zat gas yaitu pada titik
didih kurang dari 20 oC. Zat yang memiliki reaksi pembakaran sangat
cepat dapat memicu terjadinya reaksi ledakan.
e. Zat
Mudah Meledak
Zat mudah meledak adalah zat yang
memiliki reaksi pembakaran cepat oleh oksigen sebagai reaktan pemicunya.
f. Zat
Penyebab Iritasi
Zat penyebab iritasi
adalah zat penyebab reaksi biologi seperti halnya gatal, kemerahan, dan lainnya
akibat terkena zat pengiritasi tersebut. Reaksi iritasi pada seseorang tentunya
berbeda antara satu dengan yang lainnya karena pengaruh sistem kekebalan
manusia yang tentunya berbeda pula.
g. Zat
Korosif
Zat korosif jika terkena peralatan
tentunya menyebabkan reaksi yang bersifat korosif atau pengaratan pada besi.
Dan juga apabila terkena kulit manusia terjadi reaksi seperti halnya kulit
mengelupas dan lain lain.
III. Faktor
Bahaya Fisik
Adanya pemisahan berdasarkan faktor
fisis antara lain :
a. Faktor Ketinggian
Faktor ketinggian disinggung karena tempat
memiliki beda potensial terhadap tempat yang lebih rendah dari tempat semula.
Oleh karena memiliki beda potensial, dapat diartikan dalam besaran fisika bahwa
keduanya memiliki perbedaan energi potensial. Energi potensial ini yang
menentukan besarnya usaha. Dalam hal ini, usaha yang dimaksud bisa menjadi
indikator keparahan suatu bahaya. Semakin tinggi benda jatuh dari ketinggian
tertentu, maka semakin besar pula tingkat keparahan absolutnya. Dan juga,
energi potensial suatu benda diam terhadap ketinggian tertentu mempengaruhi
besaran energi potensial itu sendiri. Jadi, semakin besar energi potensial yang
timbul berbanding lurus dengan tingkatan keparahan bahaya tersebut.
b. Faktor Kendaraan
Faktor
kendaraan yang dimaksud adalah adanya kemungkinan kecelakaan akibat kendaraan
atau alat yang digunakan. Kecelakaan yang ditimbulkan pada umumnya disebabkan
adanya human error dan juga kerusakan
alat. Pengecekan berkala dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan pada
alat karena alat selalu dipantau dari segi kebergunaan alat dan segi
kelayakpakaiannya suatu alat.
c. Faktor Ruangan Terbatas (Terkurung)
Faktor ruang
mempengaruhi tingkatan ergonomis. Adanya ruang lingkup yang sempit berkaitan
dengan aspek fisika yaitu volume ruang yang sempit. Dari persamaan teori gas
ideal, yaitu volume benda berbanding terbalik dengan tekanan ruang pada benda
itu sendiri. Semakin sempitnya ruang mengakibatkan besarnya tekanan dalam ruang
bekerja yang mengakibatkan turunnya ketahanan tubuh seorang pekerja. Tingginya
tekanan akibat sempitnya ruang tadi dapat menjadi sumber bahaya apabila pekerja
tersebut kehabisan tenaga dan pada saat kehilangan konsentrasinya.
d. Faktor Tekanan
Faktor tekanan di sini
akibat sempitnya ruangan. Pada bagian fungsi pernapasan seseorang apabila
berada pada tekanan tinggi maka sistem pernapasan seseorang akan menjadi berat
dan mengakibatkan kelelahan karena perihal dalam berusaha untuk bernapas secara
baik. Lebih parahnya lagi, apabila terdapat pekerja yang memiliki riwayat
penyakit pernapasan khususnya pengidap penyakit ashma dapat memicu penyakit
kambuh lebih sering daripada di tempat yang memiliki tekanan yang lebih rendah.
e. Faktor Kebisingan
Faktor kebisingan ini berdasarkan
taraf intensitas suatu sumber bunyi, taraf intensitas merupakan tingkatan dalam
hal kebisingan yang dikemukakan oleh ilmuan terdahulu yaitu Alexander Graham
Bell. Oleh sebab itu, nama beliau disematkan untuk menamai satuan taraf
intensitas yaitu dalam satuan bell (kita lebih sering menggunakannya dalam
satuan desibell atau disingkat dB). Tingkat kebisingan itu sendiri dapat
mempengaruhi kesehatan pendengaran. Berawal dari lapisan gendang telinga, taraf
intensitas yang tidak sesuai dengan kebutuhan bisa merusak gendang telinga dan
menyebabkan ketulian pada orang yang terkena paparan ini. Pada lapisan telinga
tengah berarti meliputi daerah rumah siput, saluran 3 setengah lingkaran dan
tulang pendengaran, di situ juga terdapat yang namanya batu otolith sebagai
organ fungsi kesembangan tubuh manusia. Apa bila organ ini terganggu maka
keseimbangan seseorang akan terganggu pula. Gangguan gangguan semacam ini dapat
membahayakan dengan efek jangka panjang.
f. Faktor Suhu
Dampak suhu
ekstrim dalam daerah bekerja menyebabkan tubuh seseorang harus mencocokkan
dengan keadaan tersebut. Padahal, kita tahu bahwa manusia sejatinya bukanlah
makhluk poikiloterm, tetapi kita adalah makhluk homoiterm. Poikiloterm dalam
istilah biologi adalah keadaan suatu jasad yang mampu menyesuaikan suhu tubuh
dengan suhu lingkungan, apa bila ekosistem dingin maka makhluk itu juga ikut
ikutan dingin. Beda halnya dengan homoiterm, yaitu makhluk yang suhu tubuhnya
tidak dipengaruhi oleh lingkungan, apa bila ekosistem dingin maka tubuh tidak
mengikuti lingkungan sama sama dingin. Dengan kondisi seperti ini, maka suhu
ekstrim juga dapat mempengaruhi kadar kesehatan seseorang dalam bekerja. Pada
pemberian AC ruangan, suhu ruangan dapat disesuaikan dengan pengguna saja, tetapi
bukan disesuaikan oleh standarisasi oleh pemilik proyek. Kenyamanan tiap
perorangan dalam bekerja tidaklah sama, oleh karenanya upaya penyesuaian harus
dilakukan oleh perasa itu sendiri.
g. Faktor Cahaya
Faktor cahaya ini dapat mempengaruhi
kesehatan, utamanya untuk kesehatan mata. Untuk bahaya itu semisal contoh pada
perusahaan yang menggunakan sinar laser berwarna merah. Kita tahu bahwa sinar
warna merah memiliki frekuensi kecil dengan. Untuk gelombang dengan frekuensi
kecil berarti daya tembusnya relatif kecil dan sifatnya merusak lapisan yang
terkena paparannya. Oleh karena daya tembus yang lemah maka dapat dengan mudah
merusak lapisan mata yang paling luar yaitu kornea mata. Untuk efek lain
seperti halnya bila terpapar terlalu lama oleh cahaya maka keadaan tubuh
menjadi panas. Itu disebabkan adanya konversi energi dari paparan sinar menjadi
energi panas oleh tubuh kita sendiri.
h. Faktor Listrik
Gejala kelistrikan yang
berbahaya bagi manusia karena adanya beda potensial listrik dengan tubuh
manusia. Secara teori aliran darah pada manusia sebagai sifat zat berupa cairan
maka dapat menghantarkan arus listrk. Apalagi dengan posisi kita sedang
menginjak pemukaan bumi tanpa adanya isolator. Isolator ini berupa alas kaki
pad umumnya. Pada kondisi ini tubuh kita berfungsi seperti halnya kabel
pentanahan atau grounding cable. Fungsi dari pentanahan itu sendiri merupakan
penetralisasian muatan yang memiliki beda potensial terhadap suatu titik
tertentu. Untuk pentanahan itu sendiri menggunakan acuan absolut, yaitu dikatakan
netral apabila sudah mencapa nilai nol.
Kembali pada aliran
listrik yang ditimbulkan tadi, aliran listrik ini dapat berimbas pada kerusakan
jaringan tubuh. Untuk kelistrikan arus searah atau bisa dikenal direct current efek kelistikan menyerang
otot sehngga otot terjadi kontraksi. Hal ini mengakibatkan korban terpental.
Sedangkan untuk listrk bolak balik atau alternating
current bagian tubuh yang diserang adalah syaraf manusia. Bila syaraf lah
yang terkena dampak hantaran listrik maka terjadi paralyzed condition atau lumpuhnya syaraf. Kelumpuhan ini
menyebabkan malfungsi pergerakan otot manusia sehingga tubuh akan terpaku pada
penghantar listrik. Oleh karenanya, tersengat listrik dengan tegangan dan arus
yang sama, arus bolak balik lebih berbahaya daripada listrik searah atau DC,
karena faktor paralyzed condition
yang berakibat pada lamanya tersengat.
i.
Faktor Getaran
Peralatan yang
menimbulkan efek berupa getaran berakibat pada ketidaknyamanan seorang pekerja,
hal ini secara tidak langsung memberikan efek seperti rugi rugi energi karena
dsisamping menahan beban, tubuh menahan efek getaran. Efek getaran ini biasanya
disebabkan seperti misal gergaji mesin. Hal ini dapat mengganggu kesehatan
tulang belakang. Pada pergelangan dan telapak tangan untuk mencengkram lama
kelamaan akan merasakan kesemutan dan timbul ketidaknyamanan saat bekerja.
Untuk itu perlu peregangan sejenak di sela-sela waktu untuk menetralisir efek
kesemutan tadi.
j.
Faktor Radiasi
Pada faktor radiasi
ini, umumnya adalah pancaran sinar radioaktif dengan inti yang tidak stabil.
Radiasi radioaktif menyebabkan terjadinya mutasi gen pada makhluk hidup. Mutasi
yang ditimbulkan biasanya tidak terkendali dan berujung dengan hasil negatif,
semisal halnya radiasi pada umumnya dapat menyebabkan kemandulan dan juga
mempercepat perkembangan sel. Sel yang terdapat dalam tubuh kita yang paling
cepat mengalami mutasi tidak lain adalah sel kanker. Untuk itu, sinar radiasi
dapat memicu adanya kanker. Untuk paparan radiasi ultraviolet matahari dapat
pula menyebabkan timbulnya selaput pada mata korban atau biasa kita mengenalnya
katarak. Bukan hanya itu, sinar UV juga menyebabkan kulit terasa terbakar dan
yang lebih parah adalah terbentunknya kanker pada kulit.
IV. Faktor
Bahaya Ergonomis
Adanya pemisahan
berdasarkan kebiasaan secara biologis atau biological movement antara lain :
a. Faktor Gerakan
Frekuentatif
Gerakan yang monoton
dan berulang sering kali menyebabkan tubuh bereaksi tetap atau bereaksi dengan
gerakan yang sama secara berulang dan pada akhirnya merusak fleksibilitas
gerakan tubuh itu sendiri. Itu disebabkan karena faktor kebiasaan tubuh yang
telah terbiasa dengan gerakan kerja yang monoton itu. Untuk mengatasi kebiasaan
ini, sebaiknya ada kalanya untuk icebreaking
sebagai pelepas kekakuan dalam bekerja.
b. Faktor Posisi
Tubuh saat Bekerja
Posisi tubuh saat
bekerja yang salah dapat mempengaruhi fisiologi tubuh manusia. Kesalahan pada
umumnya yaitu kesalahan pada saat mengangkat benda yang cukup berat dengan
tangan kosong. Kesalahan yang terjadi yaitu pekerja memilih membungkukkan
badannya untuk menjangkau dan mengangkat barangnya. Hal ini berarti tulang
punggunglah yang melakukan gerakan pengangkatan. Pada kasus ini tulang belakang
yang terdiri dari 33 tulang kecil tadi menahan beban yang berat dan tentunya
tidak sebanding dengan ukuran tulangnya. Maka, untuk mengangkat benda secara
benar adalah dengan tubuh berjongkok kemudian mengangkatnya dengan tumpuan
tulang tulang kaki. Tulang anggota gerak bawah ini secara anatomis lebih besar
daripada kumpulan tulang belakang. Untuk itu, tingkat kerusakan yang
ditimbulkan dari pengangkatan barang bisa berkurang dengan gerakan yang ini.
c. Faktor Permodelan
Alat, mesin dan lain- lain.
Permodelan alat dan
mesin yang kurang ergonomis berakibat pada gangguan kerja fisik. Hampir sama
dengan faktor posisi tubuh, kesalahan yang sering banyak terjadi karena adanya
kelelahan tubuh menahan beban dengan gaya tertentu yang monoton. Sehingga
kecenderungan seseorang dalam bergerak fleksibel berkurang dan terbatas. Efek
samping dari mesin juga menjadi faktor adanya bahaya. Tetapi hal tu berkaitan
dengan faktor fisika.
V. Faktor
Bahaya Psikologis
a. Stress
dalam Bekerja
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia ( KBBI ), stress adalah gangguan atau kekacauan mental dan
emosional yang disebabkan oleh faktor luar ( eksternal ). Seseorang dalam
pelaksanaan tugas, entah itu dalam bentuk tuas dalam bekerja atau tugas belajar
tentunya pernah merasakan yang namanya gangguan mental dan emosinya terguncang
( atau kondisi stress ) akibat adanya tuntutan beban dan tanggungan dalam tugas
tugas mereka.
Orang yang mengalami
gangguan emosionalnya biasanya mudah melonjak amarahnya, tidak sabaran dan
selalu mengkritisi hal-hal yang berbau negatif kepada hal yang mungkin dianggap
sepele menjadi hal yang begitu penting dan sifatnya mengntimidasi korban
pelampiasan kegelisahan emosionalnya. Adanya stress berkepanjangan memberi efek
negatif berupa kemunduran atau kemerosotan dalam hal produktivitas kerja serta
relasi dalam hubungan sosial yang terganggu.
Disamping efek negatif
itu sendiri, stress juga berdampak pada kesehatan. Dalam hal ini adalah berupa
dampak negatif untuk kesehatan. Stress yang berat dapat membebani diri karena
memerlukan tenaga. Seperti dalam hal adanya rugi rugi dalam beberapa konversi
energi yang berimbas dalam adanya perhitungan efisiensi suatu alat konversi.
Dalam kasus ini kita yang terkena stress menjadi sulit untuk mengelola pola
emosi kita, dan akhirnya menjadi depresi. Selain itu dapat berakibat kelelahan
dan akhirnya kesehatan menurun. Dalam urusan kondisi fisik dipengaruhi oleh
kondisi mental dan emosi seseorang. Jadi jika emosi kita sehat maka raga kita
ikut sehat, sedangkan saat emosi kita berantakan ( atau stress ) respons fisik
pun juga ikut berantakan alias jatuh sakit.
Apabila hal tadi
dibiarkan begitu saja, stress dapat berujung penyakit yang tergolong fatal,
semisal stroke, penyakit jantung dan lain lain yang tentu saja dapat
menyebabkan seseorang meninggal secara mendadak. Oleh karena itu, kita sebaiknya
benar-benar harus dapat mengendalikan diri kita sendiri agar diri kita tidak
mudah terjangkit penyakit emosional seperti halnya stress ini. Adapun langkah
agar tidak mudah stress menurut para ahli antara lain :
a. Mencintai
pekerjaan
Dengan adanya rasa
cinta utamanya terhadap pekerjaan, maka kita akan beranggapan hal itu adalah
sesuatu yang membuat kita candu dan berbau menyenangkan tentunya. Kita tidak
merasa terbebankan oleh hal itu. Emosi kita menjadi lebih terkontrol dan dapat
melaksanakan tugas dengan tenang, senang dan tentu saja dengan hasil yang
optimal pula, sehingga kita terhidindar dari penyakit stress ini.
Selain dengan mencintai
pekerjaan, tentunya dalam hal mencintai pun kita akan timbul rasa keingintahuan
lebh akan sesuatu yang kita cintai itu. Baiknya, kita dapat berpikir terbuka karena tidak
terhambat stress dan bahkan dapat menemukan gagasan atau ide ide untuk metode
penyelesaian pekerjaan dengan waktu yang efektif dan efisien pastinya.
b. Menghindari
membawa pekerjaan pulang ke rumah
Dilarang keras menunda pekerjaan! Kata
ini seharusnya harus tertanam dalam benak kita yang paling dalam agar kita
tidak terbiasa menunda pekerjaan. Menunda-nunda suatu urusan hanyalah akan
membebanberatkan masalah lain karena tertumpuk masalah lama, sehingga kita
terpaksa membawanya pulang. Membawa pekerjaan pulang hanya akan mengurangi
waktu istirahat kita di luar jam kerja.
Alhasil kita terpaksa
mengorbankan waktu luang yang dapat kita manfaatkan untuk refreshing hanya demi
menyelesaikan tugas pekerjaan. Hal ini dapat mengurangi hubungan sosial kita
karena terpaku pekerjaan. Dalam hubungan sosial dengan keluarga yang terganggu
maka mengakibatkan ketidak harmonisan hubungan dalam berkeluarga. Dan diakhir
kasus hanya akan menambahkan masalah, yaitu antara masalah dalam keluarga dan
masalah pekerjaan.
c. Menciptakan
suasana bekerja yang menyenangkan
Berusaha untuk menjaga
mood agar selalu baik dengan cara selalu berpikir positif dan berkomunikasi
dengan rekan kerja. Salah satu hiburan yang dapat dlakukan dalam bekerja antara
lain membuat gurauan bersama rekan kerja. Hal ini dapat menunda dan mengurangi
stress kita dalam bekerja.
d. Meluangkan
waktu untuk refreshing
Menjauh dari urusan
pekerjaan sejenak bukanlah hal yang berat dan merugikan. Refreshing untuk
menyejukkan pikiran dan menenangkan perasaan dapat membantu kita dalam
mengatasi timbulnya stress.
b. Kekerasan
Kekerasan dalam bekerja
ini didapatkan biasanya dari atasan kepada bawahannya. Menurut ahli, orang yang
menerima tindakan kekerasan dalam kantor oleh atasan biasanya memiliki penyakit
emosi, depresi serta gangguan psikologis lainnya.
Oleh karena banyaknya
korban kekerasan serta bullying yang dilakukan atasan kepada para bawahannya
dirasa lebih memicu tingkat stress para pekerja yang sulit dihilangkan. Di
Finlandia tepatnya di kota Helsinki yang melibatkan pekerja lansia dengan
rentang usia 40 – 60 tahun, mereka yang menjadi korban kekerasan terpaksa
membutuhkan pengobatan antidepresi setelah mengalami masalah bullying.
Parahnya, mereka menjalani terapi pengobatan ini secara berkala dalam kurun
waktu yang lama.
Namun melawan
kekerasan secara positif terkadang perlu dilakukan dengan adanya tindak lanjut.
Survei dari CareerBuilder mengungkapkan bahwa setengah dari korban
kekerasan dilaporkan mencoba untuk berbicara, walaupun baru sedikit dari
mereka yang berhasil mengatakannya.
Untuk beberapa kasus,
masalah ini harus direspons oleh pimpinan di atas atasan kita, misalnya bantuan
dari departemen bagian personalia atau Human Resource Development ( HRD ).
Riset secara keseluruhan menunjukkan, karyawan yang menerima sikap buruk dari
atasan biasanya memutuskan berhenti bekerja dan pindah ke tempat lain.
c. Diskriminasi
Diskriminasi menurut ahli bidang
advokasi dan pengacara :
a. Diskriminasi
yang muncul kerena keberagaman yang ada dalam dunia kerja. Diskriminasi ini
timbul karena aksi dari dalam ( dalam perusahaan itu sendiri ). Biasanya berupa
ketidakadanya sifat mengharga perbedaan nyata karena adanya keberagaman, atau
karena ketidaktahuan para pekerja dalam menyikapi keberagaman tersebut.
b. Mengucilkan
seseorang dalam dunia kerja juga termasuk dalam tindak diskriminasi, melakukan
tindakan intimidasi, menghina dalam hal pekerjaan atau semacamnya, perilaku
tidak senonoh, bahkan contoh paling simpelnya yaitu tidak menghargai adanya
pendapat orang lain
c. Adanya
pelecehan seksual, sekarang karena banyaknya kasus pelecehan seksual di
Indonesia. Bisa jadi penyakit ini menjamur dalam lingkungan kerja. Adanya
perbedaan karakter biologis seperti umur, gender, atau perbedaan status sosial
seperti halnya jabatan dan lainnya dapat sebagai penyebab munculnya kejahatan
seksual ini.
d. Diskriminasi
terhadap pegawai veteran. Hal yang mungkin terjadi dengan pegawai lama adalah
karena masalah isu produktivitas. Saat karyawan yang tua ini menawarkan
pengalaman, kiat kiat serta etos kerja mereka, karyawan ini sering diumpamakan
dengan sesuatu yang bersifat rigid dan tentunya seperti menolak adanya
pembaruan. Adapun mengenai isu kesehatan karena seseorang yang dirasa sudah
berumur produktivitasnya menurun.
e. Diskriminasi
terhadap karyawan atau pekerja wanita, yang diributkan kali ini adalah mengenai
isu performa kinerja. Karena adanya perbedaan gender inilah yang melibatkan
diskriminasi untuk seorang lelaki lah yang harus selalu mendominasi kaum
perempuan.
f. Diskriminasi
adanya perbedaan ras. Di sini biasanya terjadinya pengucilan terhadap kaum
tertentu oleh kaum tertentu lainnya. Dan juga diskriminasi ini serupa dengan
halnya dalam adanya perbedaan agama atau kepercayaan seseorang.
d. Emosi
Negatif Pekerja
Emosi dan suasana hati
manusia adalah dua hal yang berbeda namun emosi dan suasana hati ini adalah dua
hal yang saling beriringan. Suasana hati adalah ekspresi yang memengaruhi
perasaan kita. Sementara emosi lebih condong kepada perilaku dalam menghadapi
sesuatu diluar kehendak manusia. Ekspresi orang saat senang akan berbeda sekali
saat kita berduka.
Menurut ahli psikologi, emosi bersifat
cepat sedangkan suasana hati bersifat lambat.
Semisal saat kita marah
dalam bekerja atau bersama rekan kerja. Rasa marah tadi mungkin datang dan
pergi dengan cepat begitu saja. Tetapi bila suasana hati yang tidak baik, kita
merasakan sesuatu ketidaknyamanan dalam waktu yang relatif lebih lama dibanding
dengan saat kita emosi untuk marah marah. Hal ini lebih cenderung membawa
pikiran dan perasaan kita ke dalam sesuatu yang lain. Sehingga membebankan kita
dalam pemikiran yang berkepanjangan.
II.
ENVIRONMENT
Lingkungan kerja adalah
tempat adanya kehidupan sosial seperti halnya kehidupan rukun tetangga apabila
berada di rumah rumah yang memengaruhi para pekerja dalam pelaksanaan tugas tugasnya.
Lingkungan tempat kita berada tak lepas dari relasi hubungan seseorang dengan
lingkungan. Antara lingkungan dan manusia itu sendiri terdapat hubungan yang
erat. Dalam hal ini lingkungan bersifat pasif, oleh sebab itu kita sebagai
manusia yang tidak bersifat pasiflah yang harus bisa menyesuaikan diri terhadap
lingkungan. Sama halnya para pekerja, mereka tidak bisa dipisahkan dari kondisi
sekitar yang kita kenal dengan lingkungan kerja. Selama waktu bekerja, para
pekerja akan berhubungan dengan sesuatu yang berada dalam lingkup lingkungan
kerja itu secara interaktif. Baik relasi antarpekerja atau relasi dengan
kondisi-kondisi lain yang ada.
Lingkungan
kerja adalah sesuatu yang mengitari para pekerja dan memengaruhi para pekerja
dalam menjalankan tugas yang dibebankan (Nitisemito, 1992:25).
Kemudia menurut Sedarmayati (2001:1)
lingkungan kerja merupakan keseluruhan alat dan bahan yang dihadapi pekerja
serta lingkungan sekitar dimana seseorang menerapkan metode kerjanya dalam bekerja
dan juga pengaturan kerja yang dibuat baik sebagai individu maupun sebagai tim.
Kondisi
lingkungan kerja dikatakan baik dan sesuai bila pekerja dapat melaksanakan pekerjaan
secara efisien, optimal, sehat, aman, dan tentunya nyaman bagi dirnya sendiri.
Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat dampaknya dalam selang waktu yang
lama (Sedarmayanti, 2001:12).
Dari
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja merupakan
segala bentuk substansi yang ada terdapat pada suatu lingkup daerah pekerja
pada saat bekerja, baik berbentuk fisik atau non fisik, langsung atau tidak
langsung, yang dapat memengaruhi dirinya dan juga pekerjaannya pada saat
bekerja.
Jenis lingkungan kerja terbagi dua,
antara lain :
1. Lingkungan
kerja fisik, dan
2. Lingkungan
kerja non fisik
I.
Lingkungan Kerja Fisik
Lingkungan kerja fisik
adalah lingkungan kerja yang dihadapi secara fisik ada dan berpengaruh atau
bekerja secara fisik. Pengaruh yang dirasakan berdasarkan perantara langsung
dan juga tidak langsung.
Adapun lingkungan kerja secara fisik
masih diklasifikasikan menjadi dua sub bagian lagi, antara lain :
a. Lingkungan
kerja yang berhubungan kontak fisik langsung, obyek nyata dan dapat dirasakan
dengan indra penglihatan secara normal. Semisal adalah tugas kerja, meja kerja,
buku-buku, literatur, dan masih banyak lagi aspek fisik lain.
b. Lingkungan
kerja yang berhubungan langsung tetapi sebagai lingkungan antara dan
mempengaruh kondisi seseorang dalam bekerja semacam fisik. Contohnya yaitu suhu
ruangan, pencahayaan, kelembaban udara, cuaca, dan masih banyak lagi.
II. Lingkungan
Kerja Non Fisik
Lingkungan
kerja non-fisik adalah lingkungan kerja yang diharapi secara fisik tapi
pengaruhnya tidak terhadap fisik, semisal halnya hubungan pekerja dengan
atasan, hubungan antar pekerja. Lingkungan kerja yang memiliki kondisi yang
bagus senantiasa membantu para pekerja merasakan ketenangan dalam bekerja dalam
suasana kekeluargaan yang timbul dalam perusahaan. Jadi, lingkungan kerja non
fisik pun ikut andil dalam dunia pekerjaan.
III.
RISK
”Resiko adalah suatu ketidakpastian di masa yang
akan datang tentang kerugian” (Sri
Redjeki Hartono). Jadi dapat dijabarkan definisi resiko itu sendiri
adalah suatu hal buruk yang ada kemungkinannya untuk datang dan terjadi karena
adanya sebab tertentu di masa lalu. Kemungkinan kemungkinan yang bersifat
negatif inilah yang kita kenal resiko.
IV.
OBSERVATION
Observasi merupakan salah satu usaha
manusia dengan cara pada umumnya melakukan pengamatan, dengan bantuan
pengetahuan yang sudah ada sebelumnya terhadap obyek tertentu. Tujuan observasi
ini adalah mengetahui sesuatu yang baru, tambahan informasi, pengembangan ilmu
pengetahuan dan masih banyak lagi. Adapun juga observasi yang bersifat pribadi
seperti halnya dalam kegiatan investigasi, hal ini dilakukan dengan cara
pemberian pertanyaan pada narasumber, memberikan semacam model soal koisioner,
perantara rekaman baik pengamblan rekaman audio atau secara rekaman audio
visual.
V.
SOLLUTION
Solusi dalam hal in menjelaskan tentang
jalan keluar setelah dilakukannya observasi.
VI.
IMPLEMENTATON
Implementasi yang
tergambar dalam benak kita adalah adanya aksi atau upaya dalam pelaksanaan,
atau bisa saja sebaga mekanisme dalam menjalankan suatu gagasan tertentu. Kata
mekanisme disini mengandung maksud implementasi tidak hanya berisikan
aktivitas, melainkan suatu tindakan yang terstruktur dan dilakukan sungguh
sungguh berdasarkan pedoman sebagai acuan untuk tercapainya tujuan dari
kegiatan. Oleh sebab itu, implementasi tidak sekedar kegiatan, melainkan
mencakup beberapa aspek tertentu seperti misi atau tujuan, struktur kegiatan,
dan diperlukannya pedoman baik secara lisan maupun secara tertulis.
VII.
CULTURE
Adalah proses pembudayaan dalam segi
teori yaitu sesuai dengan standarisasi K3 dan secara praktik adalah berupa
kebiasaan kebiasaan yang terbudayakan kepada seluruh anggota pelaksana.
VIII. KNOWLEDGE
Knowledge atau adanya pengetahuan
dianggap perlu sebagai dasar ataupun landasan teori yang nyata sebelum proses
proses lain terbentuk.
IX.
STANDARITATION
Standarisasi yang dimaksudkan adalh mengenai
penerapan SMK3 atau singkatan dari Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja atau Occupational Healt and Safety
Assesment Series (OHSAS 18001).
Berikut lambang dari K3 :
Adapun makna lambang berikut adalah :
a. Palang
: Bebas dari kecelakaan
dan sakit akibat kerja
b. Roda
gigi : Bekerja dengan
kesegaran jasmani dan rohani
c. Sebelas
gerigi roda : 11 Bab dalam UU No. 1 th
1970 tentang K3
d. Warna
putih : Suci dan bersih
e. Warna
hijau : Selamat dan sehat
KESIMPULAN
Zerosicks merupakan
singkatan dari berbagai aspek sebagai metode analisis rekaman kejadian saat
bekerja.
Adapun berbagai
maknanya antara lain :
Z : haZard
è Macam
bahaya yang mengintai dalam dunia kerja
E : Environment
è Merupakan
tempat terjadinya sesuatu dalam melakukan pekerjaan
R : Risk
è Akibat
yang timbul dari adanya bahaya
O : Observation
è Upaya
pencarian dan pengamatan sumber penyebab terjadinya kecelakaan
S : Sollution
è Gagasan
teoritis sebagai usaha mengenai pemecahan kasus
I : Implementation
è Gerakan
yang realis terhadap gagasan tertulis pada bagian solusi
C : Culture
è Kegiatan
pembudayaan sebagai aksi berkelanjutan
K : Knowledge
è Dasar
pengetahuan sebagai bekal penerapan K3
S : Standaritation
è Suatu
peraturan standar yang dibuat berdasarkan pertimbangan organisasi di seluruh
penjuru dunia lewat organisasi PBB, ILO
REFERENSI
Nitisemito,
Alex S. 1992. Manajemen Personalia.
Ghaila Indonesia: Jakarta.
Sedarmaynti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja.
Mandar Maju: Bandung.
Karmana,
Oman.2007. Biologi. Grafindo Media
Pratama: Bandung.
Anonymous.
2007. Controlling OHS hazards and risk. Worksafe
Victoria: Victoria
Yuniarti,
Nurhening. 2014. SDM Teknologi Nuklir.
-: Yogyakarta